Surabaya, TRIBUNPOST.CO – Bukan sekadar jualan kopi. Bagi Kopi Sekutha, setiap seduhan membawa pesan cinta budaya. Dalam ajang UNNOFEST yang digelar di Universitas Surabaya pada 1–3 Desember 2025, usaha kopi keliling ini berhasil mencuri perhatian karena baristanya tampil lengkap mengenakan busana adat Jawa seperti surjan, jarik, dan blangkon.
Konsep unik yang diusung Kopi Sekutha berkaitan dengan filosofi Kala Senja. Kala menggambarkan momentum bagi generasi muda untuk berkarya dan berani bersuara, sementara Senja adalah peralihan menuju perubahan yang membuka ruang lahirnya inovasi bisnis dan kreativitas anak muda.
Pendiri Kopi Sekutha, Bunga, mengungkapkan ide ini lahir dari keprihatinan akan budaya Jawa yang mulai jarang terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Bunga, “Busana adat Jawa kini hanya banyak dipakai dalam upacara formal seperti pernikahan. Kami ingin budaya hadir dalam keseharian melalui kopi.”
Dengan slogan Sekutha Ngopi Dimana Saja, Kopi Sekutha berkeliling menggunakan sepeda listrik dan gerobak untuk menyapa masyarakat di berbagai titik strategis seperti sekolah, kampus, perkantoran hingga taman kota di wilayah Sidoarjo dan Surabaya. Menu yang dijual beragam dan terjangkau, mulai Rp8.000 seperti kopi susu, kopi gula aren, kopi karamel, Americano hingga es coklat.
Kebiasaan minum kopi telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa sejak masa kolonial. Bahkan istilah Java Coffee dikenal hingga ke mancanegara. Sementara tradisi cangkrukan atau duduk santai sambil ngobrol dan ngopi menjadi ruang keakraban serta kesetaraan sosial bagi masyarakat.
Kopi Sekutha berupaya melestarikan nilai-nilai tersebut dalam gaya modern yang mudah diterima anak muda. Barista menyapa pelanggan menggunakan bahasa Jawa halus sehingga tercipta kehangatan dan kedekatan emosional.
Bunga berharap Kopi Sekutha mampu menjadi penghubung antara budaya masa lalu dengan generasi masa kini.
“Kami ingin anak muda bangga dengan budaya Jawa. Lewat kopi, kami ingin mengingatkan bahwa budaya itu keren dan layak tampil di ruang publik.”
Sejumlah pengunjung UNNOFEST Ubaya mengaku tertarik dengan konsep yang ditawarkan.
“Seru dan unik. Kopinya enak, konsepnya beda. Ada nilai budaya yang terasa,” ujar Irfan, salah satu mahasiswa.
Selain menjual kopi, Kopi Sekutha juga membuka peluang kolaborasi dengan komunitas dan UMKM untuk memperkuat jaringan pemasaran sekaligus menghidupkan ekonomi kreatif berbasis budaya lokal. (Ryo)





